Entri Populer

Jumat, 07 Oktober 2011

Motivation part 1


Sebuah Peluang

Sering kita menginginkan sesuatu yang sama sekali bukan menjadi apa yang kita cita-citakan dan harapkan. Melainkan karena rasa ego yang tinggi dan gengsi yag besar.
Gagal masuk universitas favorit serta jurusan yang saya inginkan tidak akan merobohkan cita-cita yang saya miliki. Karena yang menjadi pokok dari harapan tersebut adalah jurusan apa yang saya inginkan, bukan dimana saya kuliah dan apa status perguruan tinggi yang saya tempati.

Di era globalisiasi ini orang-orang ternama bahkan perusahaan akan melihat siapa diri kita. Bukan dari kewarganegaraanya, dimana ia tinggal, apa status sosialnya, dan bahkan di mana ia mendapatkan gelar atas kesarjanaanya. Tapi yang di lihat adalah apa gelar anda, seberapa besar tekad anda, apa kemampuan yang anda miliki, berapa banyak buku yang sudah anda tulis, apa saja prestasi yang sudah anda raih, dan seberapa dalam pengalaman yang anda miliki.

Sebuah peluang tidak akan datang dengan sendirinya. Terkadang peluang sendiri harus kita cari agar kita bisa  mendapatkannya. Peluang dan kesempatan akan di dapat ketika kita siap.
Banyak orang beranggapan, ketika saya di beri kesempatan, pasti saya akan sukses. Ataupun, jikalau saya di beri peluang untung berusaha, insya allah saya pasti berhasil. Tetapi kenyataannya, sudah banyak kesempatan yang mereka lewatkan dan berlalu begitu saja. Apa penyebabnya sehingga kesempatan dan peluang itu berlalu begitu saja? Jawabannya ada pada kesiapan kita.
Kita tidak mengetahui seberapa besar kesiapan kita untuk menyambut kesempatan itu. Karena sesungguhnya kesuksesan itu 50% kesiapan dan 50%nya lagi adalah kesempatan yang di berikan Allah kepada kita. Terkadang, ada orang yang sudah siap tetapi dia tidak memiliki kesempatan dan ada pula orang yang memiliki kesempatan, tetapi ia belum siap.  

Semua hal yang kita miliki adalah sesuatu yang bisa kita jadikan peluang usaha. Baik itu hal kecil atau bahkan hal terbesar sekalipun. Sekalipun ia tidak bisa menggunakan dan memanfaatkannya, maka semua itu hanyalah sebuah yang terbilang nominalnya. Tetapi, ketika ia bisa memanfaatkan apa-apa saja yang ia miliki dan bisa ia lakukan, maka benda tersebut akan jauh bernilai harganya ketimbang benda yang kita diamkan.
Sebagai contoh adalah sebuah buku tulis. Kita tau harga buku tulis dan sebuah balpoin itu berapa harganya. Dari berbagai macam ukuran dan merk. Tetapi, apabila kita menggunakannya hanya untuk mencatat, maka buku itu akan berganti status menjadi buku catatan. Buku catatan tersebut akan bermanfaat apabila kita selalu membaca dan mengulang apa-apa yang ada di dalamnya. Tetapi kalau hanya selsesai mencatat kemudian di simpan begitu saja tanpa membacanya kembali, maka nilai buku itu hanyalah 1, yakni sebagai media untuk mencatat tanpa ada pemanfaatannya.

Ingat, jangan tunggu kesempatan itu datang barulah kita bersiap diri, tetapi bersiaplah dahulu baru. Bersiap untuk menyambut kesempatan yang akan datang menghampiri kita. Sehingga ketika ada kesempatan dan peluang, kita dengan leluasa memasukinya. Sesungguhnya kesempatan itu tidak akan menunggu sampai kita siap. Tetapi kita sendiri yang harus mempersiapkannya sejak awal. Dan caranya, mulailah menggali potensi diri dari sekarang. Mengasah skill dan kemampuan setajam mungkin dan mempersiapkan diri sebagai individu yang siap dengan tantangan modernitas yang akan menghadang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar